Rabu, 30 Oktober 2013

Daun Majemuk Menjari (Palmatus atau Diginatus )


Daun Majemuk Menjari (Palmatus atau Diginatus )


         Daun majemuk menjari yaitu semua anak daunnya tersusun memencar pada ujung ibu tangkai seperti letaknya jari-jari pada tangan. Berdasarkan jumlah anak daunnya dibedakan sebagai berikut :
·         beranak daun dua (bifoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat dua anak daun, ch. Daun nam-nam (Cynometra cauliflora L)
nam-nam (Cynometra cauliflora L)

·         beranak daun tiga (trifoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat tiga anak daun, ch. Pada pohon para (Hevea brasiliensis Muell).
·         beranak daun lima (quinquefoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat lima anak daun, ch. daun maman (Gynandropis pentaphilla D.).
 maman (Gynandropis pentaphilla D.).

·         beranak daun tujuh (septemfoliolatus), jika ada tujuh anak daun pada ujung ibu tangkainya, ch. daun randu (Ceiba pentandra Gaertn).
daun randu (Ceiba pentandra Gaertn).

        Jika daun majemuk menjari mempunyai tujuh anak daun atau lebih, maka dikatakan beranak daun banyak (polyfoliolatus). pada daun randu (Ceiba pentandra Garenthn). Daun majemuk menjari yang bersifat ganda, ch. : majemuk menjari beranak daun tiga ganda dua (biternatus).sebagai contoh Aegopodium sp.

Daun Majemuk Bangun Kaki (pedatus)
         Daun ini mempunyai susunan seperti daun majemuk menjari,tetapi dua anak daun yang paling pinggir tidak duduk pada ibu tangkai, melainkan pada tangkai anak daun yang disampingnya.
arisaema filiforme ( Araceae )

Daun Majemuk Campuran (Digitatopinnatus)
        Daun majemuk campuran adalah daun majemuk ganda yang mempunyai cabang-cabang ibu tangkai memencar seperti jari dan terdapat pada ujung ibu tangkai daun, tetapi pada cabang-cabang ibu tangkai ini terdapat anak-anak daun yang tersusun menyirip. Jadi daun majemuk campuran adalah campuran susunan yang menjari dan menyirip, ch. daun sikejut (Mimosa pudica L). Daun sikejut bukanlah merupakan daun majemuk campuran sejati, tetapi adalah daun majemuk menyirip genap ganda dua yang sempurna. Hanya saja pada daun ini letak kedua pasang ibu tangkainya tadi sedemikian dekat satu sama lain, hingga seakan-akan terdapat empat cabang tangkai pada ujung ibu tangkai daunnya.
Daun Sikejut ( Mimosa pudica L.)



TATA LETAK DAUN PADA BATANG (PHYLLOTAXIS)


TATA LETAK DAUN PADA BATANG
(PHYLLOTAXIS)


Tata Letak Daun Pada Batang (Phyllotaxis atau Dispositio Foliorum)
Bagian batang atau cabang tempat duduknya daun disebut buku-buku batang (nodus). Dan bagian ini seringkali tampak sebagai bagian batang yang sedikit membesar dan melingkar batang sebagai suatu cincin, seperti pada bambu (Bambusa sp.), tebu (Saccharum officinarum L.) dan semua rumput pada umumnya. Duduknya daun pada batang memiliki aturan yang disebut tata letak daun.
Untuk mengetahui bagaimana tata letak daun pada batang, harus ditentukan terlebih dahulu berapa jumlah daun yang terdapat pada suatu buku-buku batang.

1. Pada tiap-tiap buku-buku batang hanya terdapat satu daun
Tata letak daunnya dinamakan : Tersebar (Folia sparsa).
Jika untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun pertama tadi mengelilingi batang a kali, dan jumlah daun yang dilewati selama itu adalah b, maka perbandingan kedua bilangan tadi akan merupakan pecahan a/b, yang dinamakan juga : Rumus daun atau Divergensi.
Rumus daun (divergensi)
 a            :     banyaknya kali garis spiral
 b            :   Jumlah daun yang dilewati selama sekian kali melingkar (daun ke-1  tidak dihitung)   s/d 2 daun tegak lurus.

Garis-garis tegak lurus (Garis vertikal) yang menghubungkan antara 2 daun pada batang dinamakan : Ortostik.
 Garis piral melingkari batang yang menghubungkan daun-daun berturut-turut dari bawah ke atas menurut urutan tua mudanya dinamakan : Spiral genetik.
Sudut divergensi
          jarak sudut antara 2 daun berturut- turut
        a/b × 360
Tumbuhan dengan tata letak daun tersebar, ternyata pecahan a/b nya, dapat terdiri atas pecahan-pecahan : ½, 1/3, 2/5, 3/8, 5/13, 8/21 dst. yang disebut deret Fibonacci.
Angka-angka diatas memperlihatkan sifat berikut :
- Tiap suku dibelakang suku kedua (jadi suku ketiga dst.) merupakan suatu pecahan, yang pembilangnya dapat diperoleh dengan menjumlah kedua pembilang dua suku yang ada di depannya, dan penyebutnya merupakan hasil penjumlahan kedua penyebu dua suku yang di depannya, atau Tiap suku dalam deretan itu merupakan suatu pecahan yang pembilangnya merupakan selisih antara penyebut dan pembilang suku yang di depannya, dan penyebutnya adalah jumlah penyebut suku di depanya dengan pembilang suku itu sendiri. Pada tumbuhan dengan tata letak daun tersebar, kadang-kadang duduk daun rapat berjejal-jejal
karena ruas-ruas batang amat pendek, sehingga duduk daun pada batang tampak hampir sama tinggi, dan sangat sukar untuk menentukan urut-urutan tua mudanya. Daun-daun yang mempuyai susunan demikian disebut suatu : roset (rosula).
Roset ada 2 macam :
a. roset akar, yaitu jika batang amat pendek, sehingga semua daun berjejal-jejal diatas tanah,
contoh. pada lobak (Raphanus sativus L.) dan tapak liman (Elephantopus scaber L.).



 Lobak (Raphanus sativus L.)

b. roset batang, jika daun yang rapat berjejal-jejal itu terdapat pada ujung batang,
contoh. Pada pohon kelapa (Cocos nucifera L.) dan bermacam –macam palma lainnya.
Pada cabang-cabang yang mendatar atau serong keatas, daun-daun dengan tata letak tersebar dapat teratur sedemikian rupa pada suatu bidang datar, dan membentuk suatu pola seperti mosaik (pola karpet). Susuna daun yang demikian itu disebut mosaik daun.



Kelapa sawit (Elaeis)

2. Pada tiap buku-buku batang terdapat dua daun
Pada setiap buku-buku terdapat 2 daun yang berhadapan (terpisah oleh jarak sebesar 1800). Pada buku-buku batang berikutnya biasanya kedua daunnya membentuk suatu silang dengan dua daun yang dibawahnya tadi. Tata letak daun yang demikian ini dinamakan : berhadapan-bersilang (folia opposita atau folia decussata),
contoh. pada mengkudu (Morinda citrifolia L.), soka (Ixora poludosa Kurz.), dll.


 Mengkudu (Morinda citrifolia L.)


3. Pada tiap bulu-buku batang terdapat lebih dari dua daun
Tata letak daun yang demikian ini dinamakan : berkarang (Folia verticillata),dapat a.l. ditemukan pada pohon pulai (Alstonia scholaris R.Br.), alamanda (Allamanda cathartica L.), oleander (Nerium oleander L.).


Oleander (Nerium oleander L.)


DAUN MAJEMUK MENYIRIP ( PINNATUS )


Daun majemuk menyirip (pinnatus)



            Daun majemuk menyirip adalah daun majemuk yang anak daunnya terdapat di kanan kiri ibu tangkai daun sehingga tersusun seperti sirip pada ikan. Daun majemuk menyirip dapat dibedakan beberapa macam, yaitu:

1)      Daun majemuk menyirip beranak satu (unifoliatus)
          Tanpa penyelidikan yang teliti daun ini akan disebut daun tunggal, tetapi disini tangkai daun memperlihatkan suati persendian (articulation), jadi helaian daun tidak tidak langsung terdapat pada ibu tangkai. Sesungguhnya pada daun ini juga terdapat lebih daripada satu helaian daun, hanya sajalain-lainnya telah tereduksi, sehingga tinggal satu anak daun saja. Daun yang demikian ini bias kita dapati pada berbagai jenis pohon jeruk.

2)      Daun majemuk menyirip genap (abrupte pinnatus
                Biasanya disini terdapat sejumlah anak daun yang berpasang-pasangan di kanan kiri ibu, oleh sebab itu jumlah ank daunnya biasanya lalu menjadi genap. Akan tetapi, mengingat bahwa pada suatu daun majemuk menyirip anak-anak daun tidak selalu berpasang-pasangan. Contoh pada daun leci dan kepulasan.

                                                             Daun leci (Litchi chinensis Sonn)

3)      Daun majemuk menyirip gasal (imparipinnatus)
           Disini juga yang menjadi pedoman adalah ada atau tidaknya satu anak daun yang menutup ujung ibu tangkainya. Ditinjau dari jumlah anak daunnya akan kita dapati bilangan yang benar-benar gasal jika anak daun berpasangan. Selain dari itu dapat pula suatu daun majemuk menyirip dibedakan lagi menurut dudukny anak-anak daun pada ibu tangkai, dan juga menurut besar kecilnya anak-anak daun yang terdapat pada satu ibu tangkai. Hingga kita dapati pula :
a.       Daun majemuk menyirip dengan anak daun yang berpasang-pasangan
b.      Menyirip berseling
c.       Menyirip berselang seling.
                                                                    Daun mawar ( Rosa sp. )


Daun majemuk menyirip ganda dapat dibedakan menurut letak anak daun pada cabang tingkat berapa dari ibu tangkainya. Daun majemuk menyirip ganda dapat di bedakan :
  • Majemuk menyirip ganda dua (bipinnatus). jika anak daun duduk pada cabang tingkat satu dari ibu tangkai.
  • Majemuk menyirip ganda tiga (tripinnatus). jika anak-anak daun duduk pada cabang tingkat dua dari ibu tangkai.
  • Majemuk menyirip ganda empat. umumnya jarang ditemukan daun yang menyirip ganda lebih dari tiga.
Daun yang menyirip ganda dibedakan lagi dalam :
  • Menyirip ganda dengan sempurna. Jika tidak ada satu anak daun pun yang duduk pada ibu tangkai.
  • Menyirip ganda tidak sempurna. Jika masih ada anak daun yang duduk langsung pada ibu tangkainya.
Contoh daun yang menyirip ganda :
  • Daun majemuk menyirip genap ganda dua dengan sempurna, misalnya daun kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Sw.) dan daun lamtoro (Leucaena glauca Benth.).
                                                   Daun lamtaro ( Leucaena glauca Benth )
  • Daun majemuk menyirip gasal ganda dua tidak sempurna, misalnya daun kirinyu (Sambucus javanica Bl.).
                                                      Daun kirinyu (Sambucus javanica BI)
  • Daun majemuk menyirip gasal rangkap tiga tidak sempurna, misalnya daun kelor (Moringo oleifera Lamk.).
                                                     Daun kelor  (Moringo oleifera Lamk.).

Kamis, 10 Oktober 2013

TEPI DAUN ( MARGO FOLLI )



              Tepi daun (margo folli)


Secara garis besar tepi daun dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu rata (integer) dan bertoreh (divisus). Toreh-toreh pada tepi daun sangat beraneka ragam sifatnya. Biasanya toreh-toreh pada tepi daun dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu:
1.      1.      Tepi daun dengan toreh yang merdeka
Tepi daun dengan toreh yang merdeka banyak pula ragamnya, namun yang sering kita jumpai adalah tepi daun yang dinamakan :
a.       bergerigi (serratus), jika sinus dan angulus sama lancipnya. ex: daun lantana ( Lantana  camara L. )

b.       Bergerigi ganda atau rangkap (bisseratus), yaitu tepi daun  seperti diatas , tetapi angulusnya    cukup  besar, dan tepinya  bergerigi  lagi
c.        bergerigi (dentatus), jika sinus tumpul  sedang angulusnya  lancip. ex : daun beluntas (Pluchea indica  Less)

d.       beringgit (crenatus),  kebalikannya bergigi, jadi sinusnya  tajam dan  angulusnya  yang tumpul. ex : daun cocor bebek ( Kalanchoe pinnata Pers )

e.        berombak (repandus). Jika sinus dan  angulus sama – sama tumpul, ex : daun air mata pengantin ( Antigonon leptopus Hook et Arn )


1.      2.      Toreh daun denga toreh-toreh yang mempengaruhi bentuknya
Berdasarkan dalamnya torehan pada tepi daun dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
·         berlekuk (lobatus),
·          bercangap (fissus), dan
·         berbagi (partitus).
Daun  dapat dibedakan berdasarkan tepinya yaitu :
a.       berlekuk menyirip ( pinnatilobus), jika tepi berlekuk mengikuti susunan tulang daun yang menyirip. ex : daun terong (Solanum melongena  L. )

b.      Bercangap menyirip ( pinnatifidus ),  tepi bercangap, sedang daunnya mempunyai susunan tulang yang menyirip. ex : daun keluwih (Artocarpus  communis  Forst )

c.       berbagi menyirip ( pinnatipartitus ), tepi berbagi dengan susunan tulang yang menyirip. daun  kenikir  ( Cosmos caudatus  M.B.K )


d.      berlekuk menjari ( palmatilobus ), tepi berlekuk, susunan tulang menjari. ex :  jarak pagar (  Jatropha corcos L. )

e.       bercangap menjari ( palmatefidus), jika tepinya bercangap sedang susunan tulangnya menjari. ex : daun jarak ( Ricinus  communis L. )

f.       berbagi menjari ( palmatipartitus ), yaitu jika tepi berbagi sedang daunnya mempunyai susunan tulang yang menjari. daun pepaya





Susunan Tulang - tulang daun ( Nervatio atau Venatio )

https://docs.google.com/presentation/d/1dsayO2WNrnC0W0nHUkGhbIiH9yRgkDLZvVj7N3u4CM0/edit#slide=id.p13

PERTUMBUHAN TANAMAN



PERTUMBUHAN  TANAMAN
(TERONG, TOMAT, KACANG PANJANG)



        Perkembangan dan morfogenesis tanaman merupakan akibat dari proses pembelahan, pembesaran dan diferensiasi sel.
Secara umum pertumbuhan dan pekembangan pada tumbuhan diawali pada stadium zigot yang merupakan hasil pembuahan sel kelamin betina dengan jantan. Pembelahan zigot menghasilkan jaringan meristem yang akan terus membelah dan mengalami diferensiasi. Diferensiasi adalah perubahan yang terjadi dari keadaan sejumlah sel, membentuk organ-organ yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda. Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer. Berlangsung pada embrio, bagian ujung-ujung dari tumbuhan seperti akar dan batang. Embrio memiliki tiga bagian penting yaitu: tunas embrionik yaitu calon batang dan daun, akar embrionik yaitu calon akar kotiledon yaitu cadangan makanan (Drew, 1988).
Salah satu faktor yang menunjang tanaman untuk tumbuh dan bereproduksi secara optimal adalah ketersediaan unsur hara dalam jumlah yang cukup di dalam tanah. Jika tanah tidak dapat menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman, maka pemberian pupuk perlu dilakukan untuk memenuhi kekurangan tersebut. Setiap jenis tanaman  membutuhkan unsur hara dalam jumlah yang berbeda. Ketidaktepatan pemberian unsur hara/pupuk selain akan menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal juga merupakan pemborosan tenaga dan biaya (tidak efisien). Agar usaha pemupukan menjadi efisien maka, pemberian pupuk tidak cukup hanya melihat keadaan tanah dan lingkungan saja, tetapi juga harus mem-pertimbangkan kebutuhan pokok unsur hara tanaman. Dengan diketahui kebu-tuhan pokok unsur hara tanaman maka dosis dan jenis pupuk dapat ditentukan lebih tepat (Darmawan dan Baharsjah. 1983).

1.    A.      Langkah-Langkah Kegiatan Penelitian :
1). Obyek dan Populasi
Obyek      : cabe, terong ungu, dan kacang panjang
Populasi   : 15 polibet/spesies
Pengumpulan  Data
1). Metode Observasi
Metode observasi adalah cara memperoleh data dengan cara mengamati obyek secara langsung
2). Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah cara memperoleh data dengan cara uji coba/percobaan secara langsung
Hasil pengamatan
A.  Minggu Pertama (I)

1.    Tanaman  cabe
Sampel
p. batang
(cm)
P. daun
(cm)
L. daun (cm)
P. akar (cm )
1
2,8
1,5
0,4
3,5
2
3,4
1,5
0,4
3,5
3
3,5
1,5
0,4
1,5
Rata – rata







2.    Tanaman terong ungu
Sampel
P. batang (cm)
P.daun (cm)
L.daun
(cm )
P.akar (cm)
1
3,5
1,8
0,7
2,7
2
3,8
1,4
0,6
2,0
3
4,1
1,8
0,7
2,5
Rata - rata
3,8
1,7
0,7
2,4







1.    Tanaman kacang panjang 

Sampel
P. akar
L. daun
T. batang
1
1,7
6
12,5
2
4,5
7,9
17
3
4,5
6,3
13,9
Rata – rata
3,6
6,7
14,5

                                                                            hari ke -7
Pada hari kesembilan batang  pada tanaman kacang sudah mulai  bercabang menjadi dua, dan juga pada pada cabangnya  tumbuh pucuk daun yang terus tumbuh keatas.


3.    Tanaman kacang panjang pada minggu ke dua ( 2)


1.    Tanaman kacang panjang

Sampel
P. akar
(cm)
P. daun
(cm)
T. batang
(cm)
1
7
8,5
21
2
5
6,7
25
3
5
8,2
25
Rata -rata
5,7
7,8
23,7




                                                                     hari ke - 14